Tuesday, May 27, 2008

Makanan Untuk Kehidupan Kekal.

Hari ini sedikit menjelajah Kitab Suci sekedar untuk mendengar kata-kataNya tentang makanan untuk kehidupan yang kekal. Semuanya berawal ketika aku menemukan kitab Yehezkiel 2:8 "Dan engkau, anak manusia, dengarkanlah apa yang Kufirmankan kepadamu, janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang kuberikan kepadamu."

Seringkali ya Tuhan, kami melupakan kemurahan hatiMu. Bunga-bunga bakung dan burung-burung pipit lebih pandai dalam bersikap pasrah kepadaMu daripada kami manusia. Merasa memiliki kepandaian, merasa memiliki pilihan bebas, kami berusaha keluar dari permasalahan kami sendiri. Padahal Bapa, Engkau selalu ingin menolong kami, anak-anakMu yang seringkali lupa akan hadirMu.

Matius 4:4; Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Makanan bagi manusia bukan sekedar makanan untuk jasmani semata melainkan juga untuk rohaninya. Dan terkadang makanan rohani ini terlupakan ketika kita terlalu sibuk mencari makanan jasmani.

Kehidupan menjadi semakin sulit, kenaikan harga-harga akan menambah beban keluarga. Dengan biaya kehidupan dan biaya sekolah yang semakin hari semakin tinggi, seringkali kita berputus asa dan melupakan hadirNya. Yesus memberi makan kepada orang banyak tidak hanya sekali tertulis di dalam Kitab Suci. Matius 14 dan Markus 6 bercerita tentang Yesus memberi makan kepada lima ribu orang, kemudian dalam Matius 15 dan Markus 8 sekali lagi diberitahukan bahwa Yesus memberi makan kepada empat ribu orang. Peristiwa pertama yang lebih besar memang diberitakan oleh ke empat penulis Injil, sementara peristiwa kedua hanya dituliskan oleh dua penulis Injil.

Dalam Injil Yohanes 6: 27 dikatakan: Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada kehidupan yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.

Lebih lanjut Yohanes menyampaikan perkataan Yesus mengenai roti kehidupan. Kata Yesus: "Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6: 51)

Yehezkiel kemudian diminta Allah untuk memakan sebuah gulungan kitab, sebelum pergi berbicara kepada bangsa Israel. Makanan rohani kita berasal dari Kitab Suci yang juga senantiasa memenuhi jiwa yang kehausan dengan air pengharapan.

Makanan jasmani yang menjadi lambang dari makanan untuk hidup yang kekal adalah Sakramen Maha Kudus, dalam roti dan anggur yang berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus kita percaya kepada keselamatan kekal yang diberikan Allah kepada kita melalui perantaraan putraNya Yesus Kristus.

Dialah air kehidupan yang mengalir deras membersihkan relung-relung jiwaku yang kelam, memberikan pemuas dahaga dan kesegaran dalam perjalananku. Yang mengalir mendorongku ke arah cahaya kebenaran dan memberikan cahaya pengharapan di saat-saat terkelam yang aku lewati.

Bapa,
Terima kasih atas semua pendampinganMu,
Jangan biarkan kami terlepas dari Air Kehidupan ini,
Biarkan kami senantiasa berada bersamaNya,
Dalam kebimbangan dan kesesakan, bimbinglah kami,
Dalam kegelapan dan keputus-asaan, jangan lepaskan genggaman tanganMu.
Dalam kemarahan dan emosi yang tak tertahankan, sabarkanlah kami.
Dalam kegirangan dan sukacita, sadarkanlah kami.
Dalam kebanggaan diri dan kebahagiaan hidup, dampingi kami...
Agar kami senantiasa ingat betapa semua ini milikMu jua...
Dan tidak pernah lupa mencari Roti Kehidupan sebagai bekal kami menuju rumah Bapa.
Amin.

Sunday, May 18, 2008

Tri Tunggal Mahakudus.

Betapa kecil kemampuan manusia untuk mengerti misteri Allah. KehadiranNya dalam tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus seringkali menjadikan manusia bingung ingin menyelaminya. Kebesaran Allah lebih dalam dari samudra luas dan dalam untuk bisa diselami manusia. Begitu kecil kemampuan otak kita untuk mencerna misteriNya.

Rasa ingin tahu memang sesuatu yang sangat manusiawi, lihatlah Hawa ketika digoda untuk mencoba buah pengetahuan. Kata setan kepadanya : “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3: 4-5). Buah dari pohon pengetahuan, bukan sekedar pengetahuan akan yang baik dan yang jahat yang terbuka, tapi mungkin juga kehausan akan pengetahuan yang jauh lebih mendalam lagi, yang menarik manusia untuk terus mencari dan memperdalam pengetahuannya.

Bila semua pengetahuan akan hal baik dan buruk, serta pencarian akan pengetahuan yang menggebu adalah untuk memuliakan Allah maka hal itu tidak akan menjadi buruk. Yang menjadi masalah, seringkali manusia lupa bahwa manusia bukan Allah. Hawa memakan buah itu karena ingin pengertian, ingin menyamai pengetahuan Allah. Padahal Allah adalah satu-satunya sumber kearifan itu.

Yohanes 3: 8 mengatakan: “ Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau kemana ia pergi…” lebih lanjut dalam ayat 12 dikatakan: “Kamu tidak percaya , waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?”

Seringkali kita yang serba tidak tahu ini juga tidak mau mendengar kata-kata Allah, malahan sibuk mencariNya terus. Dia berkata-kata dalam hati kita, berkata-kata melalui Kitab Suci kita, dan kita tidak juga mendengarNya karena sibuk mencari jawaban akan hal yang jauh melampaui daya tangkap pikiran kita.
Lihatlah kita sudah menjelajah ke dasar laut, membuang sampah-sampah di angkasa, dan mungkin bahkan sedang berusaha untuk memindahkan kehidupan ke planet lainnya. Dan kita merasa bangga bahwa manusia yang menemukan semua itu. Kita melupakan hal yang utama, Sang Pencipta, Bapa yang Maha Pengasih. Dialah yang menciptakan semua ini, dan Dia melihat kehancuran manusia yang diciptakanNya lalu mengutus PutraNya untuk menebus dosa manusia. Salib Kristus merupakan lambang penebusan dan kelahiran kembali dalam Roh. Roh Kudus yang akan mendampingi manusia baru yang telah ditebus ini dalam mengarungi perjalanan menuju ke rumah Bapa yang kekal.

Bapa yang Maha Kasih,
Terima kasih atas anugerah yang tetap Kau limpahkan pada kami,
Bahkan setelah kami melanggar laranganMu.
Aku merindukan kehangatan kasihMu,
Dan tinggal di dalam kedamaian surgawi bersamaMu,
Tapi aku masih harus menempuh semua jalan beronak duri di dunia,
Jalan Salib yang masih lebih ringan dari Jalan Salib Kristus,
Terutama karena Roh Kudus terus menuntun dan menguatkan kami.
Tuhan, ajarilah kami untuk memahamiMu dalam keterbatasan kami,
Ajarilah kami untuk mencintaiMu dan berkarya bagi kebesaran namaMu,
Agar damai di bumi juga bisa terwujud,
Dan namaMu berkumandang dari setiap penjuru, dari setiap jalan,
Mengarahkan kami semua ke rumahMu yang besar dan penuh kedamaian.
Kehidupan kekal bagi anak-anakMu.
Amin.

Friday, May 09, 2008

Berjaga-jagalah!

Berjaga-jagalah, sebab Ia akan datang seperti pencuri ! Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya (Wahyu 16:15). Pakaian apakah yang dimaksud, bila dalam I Timotius 6:7 dikatakan bahwa manusia tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia dan juga tidak dapat membawa apa-apa keluar?

I Timotius 6: 10 mengingatkan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Karena memburu uang manusia bisa menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka.

Melalui surat Paulus pertama kepada Timotius ini kita diingatkan akan hal-hal yang perlu dikejar: KEADILAN, IBADAH, KESETIAAN, KASIH, KESABARAN, dan KELEMBUTAN (I Timotius 6:11). Ini adalah pertandingan iman untuk memperebutkan kehidupan yang kekal.

Akhir zaman adalah sesuatu yang belum terjangkau dalam pikiran manusia (Daniel 12:1-13), tapi berjaga-jaga senantiasa perlu karena Ia akan datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini berulang kali dikatakan Yesus dalam perumpamaan-perumpamaan yang disampaikanNya. Dalam Injil Lukas 12: 35- 48 diberikan contoh mengenai kewaspadaan. Setiap orang mendapat pemberian dan kepercayaan yang diharapkan akan dijaga dan dikembangkan karena akhirnya daripadanya akan diminta hasil yang diperolehnya.

Menjaga pakaian iman adalah bekal utama dalam perjalanan ke rumah Bapa. Sudahkah kita menggunakan pakaian keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan itu?

Buat saya pribadi, bukan hanya uang yang menjadi perusak pakaian iman, melainkan juga ego. Mungkin juga keduanya bersaudara kembar uang dan ego…
Kekuatan tidak kumiliki tanpa bantuan sang penghibur, karena itu kumemohon kepadaNya untuk senantiasa menguatkan daku, menguatkan kita semua.

Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus.

Datanglah, ya Roh Hikmah, turunlah atas diri kami, ajarilah kami menjadi orang bijak terutama agar dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi, dan semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar kami dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Datanglah, ya Roh Nasehat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini; semoga kami selalu melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hambaMu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tanganMU yang senantiasa menuntun kami.

Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar tidak terbuai oleh kemegahan dunia. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemuliaanMu.

Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepadaMu. Ajarilah kami menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikanMu; dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarilah kami untuk takut dan tunduk kepadaMu dimanapun kami berada, tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepadaMu.

Terima kasih atas semua berkat Roh Kudus yang Kau berikan bagi kami sebagai penolong, penghibur, dan penguat kami dalam perjalanan, amin.