Sunday, May 18, 2008

Tri Tunggal Mahakudus.

Betapa kecil kemampuan manusia untuk mengerti misteri Allah. KehadiranNya dalam tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus seringkali menjadikan manusia bingung ingin menyelaminya. Kebesaran Allah lebih dalam dari samudra luas dan dalam untuk bisa diselami manusia. Begitu kecil kemampuan otak kita untuk mencerna misteriNya.

Rasa ingin tahu memang sesuatu yang sangat manusiawi, lihatlah Hawa ketika digoda untuk mencoba buah pengetahuan. Kata setan kepadanya : “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3: 4-5). Buah dari pohon pengetahuan, bukan sekedar pengetahuan akan yang baik dan yang jahat yang terbuka, tapi mungkin juga kehausan akan pengetahuan yang jauh lebih mendalam lagi, yang menarik manusia untuk terus mencari dan memperdalam pengetahuannya.

Bila semua pengetahuan akan hal baik dan buruk, serta pencarian akan pengetahuan yang menggebu adalah untuk memuliakan Allah maka hal itu tidak akan menjadi buruk. Yang menjadi masalah, seringkali manusia lupa bahwa manusia bukan Allah. Hawa memakan buah itu karena ingin pengertian, ingin menyamai pengetahuan Allah. Padahal Allah adalah satu-satunya sumber kearifan itu.

Yohanes 3: 8 mengatakan: “ Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau kemana ia pergi…” lebih lanjut dalam ayat 12 dikatakan: “Kamu tidak percaya , waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?”

Seringkali kita yang serba tidak tahu ini juga tidak mau mendengar kata-kata Allah, malahan sibuk mencariNya terus. Dia berkata-kata dalam hati kita, berkata-kata melalui Kitab Suci kita, dan kita tidak juga mendengarNya karena sibuk mencari jawaban akan hal yang jauh melampaui daya tangkap pikiran kita.
Lihatlah kita sudah menjelajah ke dasar laut, membuang sampah-sampah di angkasa, dan mungkin bahkan sedang berusaha untuk memindahkan kehidupan ke planet lainnya. Dan kita merasa bangga bahwa manusia yang menemukan semua itu. Kita melupakan hal yang utama, Sang Pencipta, Bapa yang Maha Pengasih. Dialah yang menciptakan semua ini, dan Dia melihat kehancuran manusia yang diciptakanNya lalu mengutus PutraNya untuk menebus dosa manusia. Salib Kristus merupakan lambang penebusan dan kelahiran kembali dalam Roh. Roh Kudus yang akan mendampingi manusia baru yang telah ditebus ini dalam mengarungi perjalanan menuju ke rumah Bapa yang kekal.

Bapa yang Maha Kasih,
Terima kasih atas anugerah yang tetap Kau limpahkan pada kami,
Bahkan setelah kami melanggar laranganMu.
Aku merindukan kehangatan kasihMu,
Dan tinggal di dalam kedamaian surgawi bersamaMu,
Tapi aku masih harus menempuh semua jalan beronak duri di dunia,
Jalan Salib yang masih lebih ringan dari Jalan Salib Kristus,
Terutama karena Roh Kudus terus menuntun dan menguatkan kami.
Tuhan, ajarilah kami untuk memahamiMu dalam keterbatasan kami,
Ajarilah kami untuk mencintaiMu dan berkarya bagi kebesaran namaMu,
Agar damai di bumi juga bisa terwujud,
Dan namaMu berkumandang dari setiap penjuru, dari setiap jalan,
Mengarahkan kami semua ke rumahMu yang besar dan penuh kedamaian.
Kehidupan kekal bagi anak-anakMu.
Amin.

1 comment:

  1. Anonymous6:43 AM

    Ya,walaupun kita sudah mengetahui hal tersebut,tetapi masih saja mengulangi kesalahan dalam pencarian Tuhan.itulah manusia yang penuh dengan kerapuhan

    ReplyDelete