Thursday, January 17, 2008

Persembahan yang Hidup

Kemarin saya tertarik membaca Roma 12: 1-8 yaitu mengenai persembahan yang benar. “ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, yang yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Betapa terkadang kita melalaikan tubuh kita demi mengejar prestise, kemakmuran, atau sekedar memenuhi kebutuhan ego.

Janganlah engkau menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Dalam kesenangan duniawi seringkali Allah menjadi pendamping yang terlupakan. Bisikannya tidak mendapat tempat untuk terdengar karena tertutup hingar bingar musik dunia.

Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Misteri Allah bukan milik manusia, tetapi seringkali kita begitu mendesak ingin membongkar semua pengetahuan Ilahi dengan pengetahuan manusiawi yang sangat terbatas.

Bekerjalah sesuai dengan karunia yang diberikan kepadamu, karena masing-masing kita beroleh karunia yang berbeda. Tapi ingatlah untuk senantiasa melakukan segalanya dengan hati ikhlas, rajin dan sukacita.

Dari buku Percakapan Jiwa dengan Tuhan dari Stefan Leks yang merupakan intisari misteri hidup spiritual Gabrielle Bossis saya temukan beberapa hal menarik.
Salah satunya adalah: “Tuhan, aku mau memberi, tetapi takut nanti kehabisan…” JawabNya: “Semakin engkau memberi kepada orang lain, semakin banyak Aku memberi kepadamu. Tirulah kebaikanKu dalam memberi.”
Lalu: “Kapan aku benar-benar mengasihi sesamaku, Tuhan?” JawabNya: “Ketika engkau berusaha membahagiakannya.”

Melihat pemberian dalam kacamata Tuhan memperlihatkan betapa pemberian tidak boleh dilihat dari sisi materi belaka. Tubuh kita adalah persembahan yang paling berharga bagiNya. Dengan mempersembahkan hidup yang sesuai dengan kehendakNya kita telah memberikan persembahan yang hidup. Dalam persembahan ini termasuk usaha untuk membahagiakan sesama, semakin banyak kita memberikan semakin banyak pula berkat yang ditambahkanNya bagi kita.

Ya Allah yang Maha pemurah,
besar kasih karuniaMu bagi kami,
tapi sering kami terbuai kesenangan dunia,
terseret dalam kebutuhan pemenuhan ego pribadi.
Terima kasih atas semua berkatMu ya Allah,
Tolong jaga kami untuk setia mempersembahkan diri,
Sebagai persembahan hidup untuk kemuliaan namaMu.
Bertekun dalam doa dan usaha mengembangkan karuniaMu,
Saling membantu membangun dunia bagi kemuliaan namaMu.
Amin.