Thursday, March 20, 2008

Versi Lain dari “Perjamuan Malam Terakhir” (The Last Supper)

Tulisan dan foto ini berasal dari wikimu.com, dari kontributor: Meidy

Pada akhir September 2005 ketika saya dan rombongan tour berkunjung ke Bethlehem, kami singgah di tempat penjualan berbagai cenderamata. Dari sekian banyak barang yang dipajang, saya tertarik pada sebuah patung hasil pahatan dari kayu pohon Zaitun. Pahatan itu menggambarkan suasana Perjamuan Malam Terakhir (The Last Supper). Di sana oleh pemahatnya digambarkan posisi Yesus tidak berada di tengah-tengah seperti karya Leonardo Da Vinci.

Local guide kami (Jeries Farah) menerangkan bahwa posisi Yesus berada di sebelah kiri dan itu menurut cerita yang ada dalam kitab suci (tentu saja sesuai imajinasi si pemahat). Jeries lalu berjanji mengirimkan via email deskripsi tentang patung tersebut kenapa Yesus berada di posisi sebelah kiri. Patung itu kemudian saya beli meskipun harganya cukup mahal.

Mengapa saya nekat membelinya? Karena patung itu tidak sama dengan yang digambarkan oleh Leonardo Da Vinci dalam karyanya “The Last Supper” yang menggambarkan suasana Perjamuan Malam Terakhir dari Yesus beserta murid-muridNya. Yesus dalam The Last Supper digambarkan berada di tengah-tengah para murid-murid tersebut.

Namun tafsir yang berbeda dipunyai oleh pemahat patung yang saya beli di Bethlehem. Berikut adalah sekilas gambaran mengapa posisi Yesus diletakkan di sebelah kiri meja perjamuan (lihat skets) seperti informasi dalam email yang dikirimkan oleh Jeries (local guide).

Gambar tersebut menunjukkan pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan cara perjamuan Malam Paskah pada meja bersambung yang disebut juga 'triclinium', sebuah kebiasaan khas masa Romawi. Selama perjamuan, ada kebiasaan untuk bersandar pada siku kiri sementara makan dengan menggunakan tangan kanan. Sayap kiri dari meja perjamuan merupakan bagian paling terhormat dalam perjamuan ini. Tuan rumah biasanya menduduki posisi kedua dari ujung meja (# 1). Di sebelah kanan dan kiri dari tuan rumah juga merupakan posisi terhormat (# 2 dan # 3).

Yesus adalah tuan rumah maka Dia ditempatkan di posisi # 1.

Yohanes yang merupakan salah satu murid kesayangan Yesus digambarkan berada di sebelah kananNya (# 2), yang menempati posisi # 3 adalah Yudas Iskariot (murid yang akhirnya mengkhianati Yesus), sedangkan posisi # 4 adalah Petrus.

Ada beberapa hal mengapa bukan Petrus yang menduduki posisi # 3 tapi posisi # 4 :

** Ketika Yesus mengumumkan salah satu dari pengikutNya akan mengkhianatiNya, Petrus meminta Yohanes untuk bertanya siapa yang akan mengkhianati Yesus (Yoh 13:23-26). Karena posisi yang lain agak berjauhan maka kemungkinan terbesar posisi Petrus berseberangan dengan Yohanes yaitu posisi # 4.

** Ketika Yesus membasuh kaki para rasul terlihat bahwa Petrus adalah orang terakhir yang dibasuh kakinya (Yoh 13:6). Biasanya orang yang duduk di posisi # 4 yang seharusnya menawarkan diri untuk membasuh kaki yang lain.


Sedangkan mengapa digambarkan Yudas ada di posisi # 3 (yaitu kursi kehormatan) yaitu:

** Sepotong roti yang dicelupkan ke makanan utama (sup) biasanya diberikan kepada tamu kehormatan (Yoh 13:26)

** Yudas pasti berada dekat Yesus karena dia bisa mencelupkan makanannya ke dalam cawan yang sama dengan Yesus (Mat 26:23). Yesus walaupun sudah tahu bahwa Yudas merencanakan pengkhianatan tetap memberikan kerahiman dan kesempatan untuk berbalik dari rencananya hingga saat-saat terakhir. Bila rekonstruksi ini benar maka keberadaan Yesus yang sungguh dekat dengan Yudas sepanjang perjamuan itu tentunya memperkeras konflik batin yang dirasakan Yudas (Mat 26:14-16)

Demikian sekilas cerita tentang salah satu koleksi yang saya anggap berharga dibandingkan cindera-cindera mata lain yang saya beli di setiap tempat yang saya kunjungi.


Catatan dari Meidy:
Special thanks to Jeries Farah (www.tanahsuci.com), Romo Karoldus Jamrevav MSC yang telah membuat perjalanan tersebut menjadi salah satu bagian terindah dalam hidup saya.

No comments:

Post a Comment