Dalam masa Pra Paskah kita mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan. Tapi, apakah kita pantas datang kepadaNya?
Mazmur 15: 1-5
“Mazmur Daud
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemahMu? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus?
Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang menyatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
Yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya,yang tidak berbuat jahat kepada temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya,
Yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan Tuhan; yang berpegang pada pada sumpah, walaupun rugi;
Yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tidak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya. “
Setidaknya dua ribu tahun sudah berlalu, tetapi hal-hal yang dimazmurkan Daud tetap sesuai dengan keadaan bumi saat ini. Yang sempat membuat saya bingung adalah perkataan “yang memandang hina orang yang tersingkir”. Bukankah kita seringkali memang memandang hina orang-orang yang tersingkirkan karena menderita cacat, yang tersingkirkan karena kemiskinan atau kebodohannya?
Tetapi akhirnya saya mengerti mazmur ini ditujukan kepada hati manusia, kepada orang yang disingkirkan Tuhan karena cacat hatinya, karena kebodohan dan kemiskinan hatinya yang menutup jalannya kepada Tuhan.
Sakramen tobat hadir sebagai pemulih jalan menuju kerahimanNya, dengarkanlah suara yang berseru-seru di padang gurun, suara yang memanggil domba yang tersesat untuk kembali kepada Gembalanya.
Ya Bapa,
Gembala Utama,
Terima kasih atas perlindunganMu yang tiada henti,
Terima kasih atas air kehidupan yang menyejukkan dahaga kami,
BersamaMu tidak akan kekurangan kami,
Dalam badai dan topan Engkau senantiasa menjaga kami,
Terkadang kami lupa akan hadirMu,
Bermain bergembira ke onak duri,
Terjerat disana tak berdaya,
Engkau datang membebaskan kami,
Tapi masih juga onak duri dan kebesaran alamMu menggoda kami
Kebebasan yang tampak indah dan tak berdosa.
Membuat langkah kami senantiasa menyimpang kembali.
Tuhan, ampunilah kami.
Amin.
No comments:
Post a Comment