Monday, April 06, 2009

Sakramen Tobat, Sebuah Kenangan...

Sakramen tobat adalah sebuah kelengkapan untuk menerima Tubuh dan DarahNya. Dari kecil hingga dewasa sekarang, untuk memohon sakramen tobat ini membutuhkan perjuangan tersendiri bagi saya. Karena itu saya tidak akan pernah melupakan Romo Middendorp SJ yang selalu setia menantikan kedatangan umat di dalam bilik pengakuan. Bahkan bila akan mempersembahkan misa, beliau tidak pernah absen menanti di biliknya. Lima belas menit atau sepuluh menit sebelum misa dimulai barulah ia meninggalkan ruangan itu, walau tidak ada seorangpun yang masuk. Sebaliknya bila ia tidak mempersembahkan misa, maka akan ditunggunya sampai sepuluh atau lima belas menit setelah misa dimulai baru meninggalkan bilik pengakuan.

Perjuangan batin untuk menghadap seorang imam yang notebene adalah manusia biasa seringkali membuat saya masuk ke dalam bilik pengakuan pada detik-detik terakhir sebelum beliau meninggalkan posisinya. Terkadang mungkin juga saya berdoa supaya dia keluar lebih dahulu, tetapi rupanya doa jelek jarang dikabulkan Tuhan.

Ketika beliau semakin tua, kelihatannya kesabarannya di altar semakin menipis. Putra altar seringkali takut melayani misa kudus bila tahu bahwa Romo Middendorp yang membawakan misa. Mungkin takut berbuat salah. Tapi kesabarannya menanti di dalam ruang pengakuan tidak pernah berubah. Saya pikir sekarang sudah susah mencari bapa pengakuan sepertinya. Di gerejaku sekarang ini kami harus membuat janji bila ingin menerima sakramen tobat. Diluar itu hanya ada kesempatan menjelang Paskah dan menjelang Natal. Terus terang pergulatan batin yang sering kurasakan di masa kecil dan masa remajaku, ketika menatap pintu bilik di sebelah bilik pastur sebelum misa dimulai, tampaknya akan sulit berulang lagi. Bukan karena saya menjadi lebih dewasa dan lebih baik, tetapi karena tidak ada lagi bapa pengakuan yang setia menanti disana.

Allah yang maharahim,
aku mnyesal atas dosa-dosaku.
Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan maha baik bagiku.

Aku benci atas segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang mahamurah, ampunilah aku, orang berdosa, Amin.

No comments:

Post a Comment