Sebenarnya keheningan dan waktu belum menjadi "hadiah" bagi saya. Tetapi memiliki blog rupanya menjadikan suatu panggilan sendiri untuk menuliskan sesuatu hal yang memenuhi hati dan pikiran.
Dari Injil Matius 10: 9-10, "Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut, atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapatkan upahnya."
Kutipan yang mendasari kaul kemiskinan para biarawan ini terngiang-ngiang di telinga saya beberapa hari ini.
Ketika mendengarnya dalam suatu acara wilayah beberapa hari lalu, entah mengapa yang terbersit justru sedikit di luar konteks. Yang terpikir oleh saya adalah alasan orang menunda ikut bergerak dalam bidang pewartaan. Belum cukup modal (pengetahuan maupun waktu) biasanya menjadi alasan mendasar. Tetapi tampaknya modal ini akan dicukupkan oleh Tuhan selama kita dengan rela dan sepenuh hati siap menjadi alat pewartaanNya.
Kemudian sebuah tulisan mengenai pengosongan diri membawa saya pada perenungan yang lain. Dalam mencari "discernment" seringkali kita terkacaukan oleh keinginan pribadi ataupun kebanggaan diri pribadi. Bagaimana mengosongkan diri dan membiarkan kehendak Tuhan semata yang bekerja melalui kita, adalah hal tersulit yang perlu dituju.
Satu doa yang senantiasa kupanjatkan melalui Santo Antonius dari Padua adalah keinginan untuk tidak kehilangan diriku sendiri (baca: jiwaku). Waktu dahulu pertama kali membaca Injil Matius di atas, terpikirkan bahwa lebih mudah bagi orang selibat untuk tidak memikirkan harta duniawi, tetapi perenungan lebih mendalam membawa saya pada kenyataan bahwa setiap orang memiliki jalan salib masing-masing. Apa yang terlihat mudah tidak selalu mudah dalam pelaksanaannya.
Santo Antonius dari Padua banyak membantuku ketika aku kehilangan barang-barangku, karena itu aku percaya ia juga akan mendoakan jiwaku agar tidak pernah kehilangan kesempatan untuk ikut berada di rumah Bapa.
Bapa yang maha pengasih,
Terima kasih atas santo santa yang telah membantu kami
memberi contoh dan mendoakan kami
memberikan kekuatan di kala kami berkecil hati.
Bantu kami ya Bapa,
dalam perjalanan kami supaya mampu memilih jalan yang Dikau kehendaki. Amin.
Santo Antonius,
dampingi dan doakanlah kami,
Amin.
No comments:
Post a Comment