Friday, July 22, 2011

Arti Kerajaan Allah

Mulai hari Jumat ini saya tidak ingin dibuat bimbang oleh metode meditasi. Biarlah Roh Kudus yang membimbing perjalanan kelompok kami. Peringatan untuk ingat meminta pertolongan kepadaNya kembali menguat. Satu hal yang terbersit dalam keheninganku hari ini adalah kalimat "Kamulah sahabat-sahabatku, kamu bukanlah hamba lagi." Sebagai hambaNya saya senantiasa menantikan perintah dan petunjuk. Sebagai sahabatNya, saya diminta untuk berkehendak bebas tanpa merugikan Sahabat saya itu, dan senantiasa mencariNya dalam setiap kelemahan saya.

Selain bersitan perkataanNya yang kuat menyentuhku itu, ada juga sebuah pertanyaan yang diberikan oleh pemimpin meditator hari itu yang membuat kami menjelajah ke dasar hati kami. "Apakah arti kerajaan Allah bagimu?"

Ternyata semua peserta meditasi menyatakan hal yang hampir serupa. Menurut kami, kerajaan Allah adalah kedekatan dengan Tuhan yang memberikan rasa damai, tenang, dan bahagia. Saya pribadi pernah sekali merasakan kebahagiaan penuh yang mengalahkan derita dunia ketika hening berpasrah kepadaNya, justru ketika saya belum mengenal istilah meditasi. Hal ini juga yang menguatkan dalam perjalanan pencarianNya bersama meditasi kristiani walaupun kesegaran instan dari meditasi ini tidak langsung terasakan.

Sabtu pagi ini ketika membaca Matius 13:24-30 maka sekali lagi terbaca mengenai hal kerajaan sorga seumpama orang yang menabur benih yang baik di ladangnya, tetapi musuh-musuhnya datang menebarkan benih ilalang di sana. Benih ilalang bisa tumbuh bersama dengan benih yang baik, bisa juga mematikan benih yang baik. Kita yang ditanami benih yang baik, sepatutnya memperkuat akar dan mengambil air kehidupan dariNya untuk terus tumbuh dan berbuah banyak. Semoga akhirnya benih yang baik bertumbuh di dalam kita dan ilalang yang mengganggu itu tidak mempengaruhi kelimpahan buahnya. Semoga akhirnya ketika saat panenNya tiba, kita memperoleh lebih banyak tunaian daripada ilalang. Dengan tunaian berlimpah kita memasuki kerajaanNya dan duduk bersamaNya sebagai sahabatNya, sebagai putra dan putriNya.

Tuhan,
terima kasih telah menerima kami sebagai sahabatMu,
kami manusia lemah karena daging,
yang senantiasa membutuhkan dukungan kekuatan dariMu,
yang senantiasa membutuhkan curahan air hidupMu.
Berkati perjalanan kami ya Bapa,
Temani kami dalam kekhawatiran dan pergumulan di dunia,
Agar benih yang Kau tanam bisa terus bertumbuh dan berbuah.
Amin.

No comments:

Post a Comment