Di televisi sekarang banyak reality show mulai dari tontonan yang mengundang rasa ngeri, lucu, belas kasihan, mengundang kekaguman atau sekadar mengumbar cerita pribadi seseorang...
Saya masih senang menonton pertunjukan sulap. Pertunjukan yang melampaui pikiran manusia, meski katanya itu kecepatan tangan atau tipuan mata, tetap meninggalkan senyum di bibir penonton.
Dalam film the Prestige, ada tahap-tahap utama dalam formula pertunjukkan sulap. Semua tahap ada alasan logisnya entah hal itu dapat dengan mudah diketaui umum atau tersimpan rapat dalam peti pikiran sang pesulap. Semua penjelasan di belakang rumusan rahasia yang mereka buat merupakan konsekuensi logis dari skenario besar sang pesulap...
Tapi dalam hidup, saya belajar bahwa pada akhirnya tidak semua hal ada penjelasan logisnya, akhirnya, karena kita tidak dapat melampaui segala sesuatu. Pada akhirnya tidak semua pertanyaan ada jawabannya (misteri hidup?)
Pada umur 10 tahun, saya diminta mengikuti kaderisasi dalam organisasi koor cilik. Seorang senior membacakan: Yesus Berjalan di Atas Air.
Pada akhir sesi itu dia berbisik pada saya,
"Kamu merasakan sesuatu 'ga?"
"Apa?"
"Bahwa yang dimaksud itu kamu, kamu punya kelebihan, intelligentia, tapi kamu tidak percaya diri, Inge"
Lewat seorang sahabat (saat ini dia ambil S3 Teologi di Roma, seorang pastor), saya dibukakan mata akan masalah mendasar dalam diri saya yang harus cepat-cepat saya selesaikan. Salah satu kado yang berarti buat saya sepanjang hidup. Meskipun pada saat saya berumur 22 tahun ternyata masalah itu belum selesai, karena boss saya masih menulis dalam appraisal form: kurang percaya diri... hiks ...
Dalam hati, untuk menyembuhkan luka yang satu ini, saya selalu mengingat: "Jika Engkau itu Yesus, panggillah aku, maka aku akan datang padaMu, berjalan di atas air" sebab saya harus ingat-ingat dalam 1 Ptr 5: 7:"Serahkanlah kekuatiranmu padaNya, sebab Ia yang memelihara kamu."
Kontributor:
Rediningrum Setyarini (Inge)
No comments:
Post a Comment