Thursday, August 04, 2011

Apakah yang kamu cari?

Dari bacaan Injil Yohanes I: 35-39, saya terkesan pada dua orang murid Yohanes Pembaptis yang pergi mengikuti Yesus. Yohanes hanya berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah!" Kedua murid mendengar apa yang dikatakannya dan mereka pergi mengikuti Yesus. Hal yang pertama saya jadikan catatan adalah suara hati. Yohanes tidak menyuruh kedua orang itu mengikuti Yesus, tetapi mereka tergerak untuk pergi mengikutiNya. Suara hati merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mencari discernment.

Ketika Yesus menengok ke belakang dan melihat mereka mengikutiNya, Ia bertanya: "Apakah yang kamu cari?" Pemimpin meditasi hari ini membacakan sepenggal catatan Romo Siriakus Maria Ndolu, OCarm. yang diambil dari bukunya "Meditasi Kristiani, Jalan Sederhana Menjumpai Allah." Renungan dari Romo Siriakus kebetulan mempertegas pertanyaan yang sebelumnya sudah menjadi pemikiranku, "Apa yang aku cari dalam kehidupan ini?"

Saya kutipkan tulisan Romo Siriakus yang menarik perhatian saya pagi ini.
"Apakah yang kamu cari pagi ini?" Tidak mudah memang untuk dijelaskan dengan kata-kata. Tetapi ini adalah pertanyaan yang mengosentrasikan kita; pertanyaan yang memfokuskan perhatian kita - yang membuat Anda berefleksi, yang membuat Anda bertanya diri, tentang nilai-nilai Anda, tentang jalan hidup Anda, tentang bagaimana Anda menggunakan waktu atau uang Anda atau relasi-relasi Anda. Apakah itu adalah nilai-nilai yang real, prioritas-prioritas yang nyata di dalam kehidupan Anda? Jadi pertanyaan Yesus ini bukanlah pertanyaan yang Anda jawab satu kali untuk selamanya. Ini adalah pertanyaan yang perlu Anda dengarkan setiap hari.
Yohanes Pembaptis tahu siapa yang dicarinya ketika ia bertemu dengan Yesus. Ia tidak mempermasalahkan bahwa muridnya kemudian pergi menjadi murid Yesus. Ia tidak terjebak pada kebanggaan diri yang berlebih. Ia yang membaptis Yesus dengan air, tetapi Bapa di surga yang membaptis Yesus dengan Roh Kudus, "Lihatlah Anak Domba Allah."

"Apa yang kamu cari?" Itu adalah pertanyaan yang akhir-akhir ini juga terus menjadi pemikiranku. Ketika manusia lebih mengukur segala sesuatu dengan keberhasilan duniawi, maka tidak jarang benturan antara idealisme dan kebutuhan menjadi sesuatu yang lazim. Keinginan melayani melalui pendidikan, seringkali berbenturan dengan nilai penghargaan yang diberikan sekolah bagi guru-gurunya. Kehadiran blog yang membantu untuk berbagi, terkadang juga menyimpan jebakan dengan keinginan untuk dikenal, atau bisa juga untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Bagaimanapun manusia tidak hanya membutuhkan Roti yang Hidup, melainkan juga membutuhkan roti harian yang duniawi. Ketika kita memiliki sebuah keluarga, maka kebutuhan pribadi yang masih bisa ditekan terkadang tertutupi oleh kebutuhan anak-anak yang sulit untuk ditolak. Belum lagi kebutuhan akan eksistensi diri merupakan sesuatu yang manusiawi tetapi tidak jarang merupakan batu sandungan dalam ketulusan pelayanan.

Pelayanan bagi lingkungan yang seringkali hanya memunculkan wajah pengurus lingkungan yang itu-itu saja, tidak lepas dari benturan kebutuhan waktu untuk keluarga. "Apa yang kamu cari?" Ketika pelayanan di rumah belum juga sempurna, apakah kita perlu melayani ke luar? Adakah kesempurnaan itu?

Aku mencariMu Bapa,
Mencari kedamaian di pangkuanMu,
Ketika rasa haus dan lelah mendera....
Aku mencariMu,
Ke seberang benua daku mencari,
Ke balik lembar-lembar buku daku menelisik,
HadirMu
Bagai mata air yang menyejukkan jiwa,
Ada di balik hati terdalam
Di seberang detakan jantungku,
dalam keheningan diam....
Ketika kepasrahanku membuatMu membelai dan menyapaku...
Terima kasih Tuhan.
Amin.

No comments:

Post a Comment