Friday, August 12, 2011

Iman yang Benar, Pengharapan yang Teguh, dan Kasih yang Sempurna

Perjalanan meditasi kami Jumat yang lalu menggunakan Injil Matius 15: 21-28 tentang perempuan Kanaan yang percaya. Hal yang sangat menyentuh hatiku adalah kerendahan hati perempuan Kanaan itu. Bagiku, perkataan Yesus kepada perempuan itu sangat keras dan kejam, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Alih-alih tersinggung disamakan dengan anjing, perempuan itu menjawab, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus akhirnya menjawab, "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki." Seketika itu juga anaknya sembuh.

Melalui meditasi hari ini saya diingatkan kembali akan pentingnya untuk mengetahui apa yang kita kehendaki. Terkadang saya salah menerjemahkan arti perkataan Bunda Maria, "Terjadilah padaku menurut kehendakMu." Perkataan Bunda Maria itu seringkali kuterjemahkan dengan meniadakan kehendakku. Seperti sungai yang mengalir saya berjalan menelusuri kehidupan ini. Satu-satunya muara yang kuketahui hanyalah Tuhan. Kapan kutiba di muara itu hanya Ia juga yang tahu.

Tetapi seperti juga perumpamaan talenta (Matius 25: 14-30) dan orang yang bekerja di kebun anggur (Matius 20: 1-16) Tuhan ingin kita menghasilkan sesuatu dalam kehidupan ini. Sebagai sahabatNya, bukan hambaNya yang senantiasa menantikan perintah. Gandakanlah talentamu, adalah perintah yang diberikanNya tanpa secara khusus memberitahukan apa yang harus dilakukan. Dalam perumpamaan tentang uang mina, penulis Injil Lukas menggunakan perkataan, "Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali," tetapi berdagang punya banyak cara dan juga bisa memilih banyak macam barang atau jasa yang diperdagangkan. HambaNya bukan lagi sekedar budak yang harus menuruti perintah tuannya, melainkan manusia merdeka yang boleh memiliki kehendak dan keinginan sendiri.

Menjadi manusia merdeka harus mengetahui kehendak pribadi kita, yang tetap dalam restu dari Tuhan. Mengenali keinginan pribadi membuat kita mampu meminta kepadaNya. Perempuan dari Kanaan ini seperti yang dikatakan Yesus dalam Injil Lukas 11:8 "Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak tahu malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya."

Satu hal yang perlu kita sadari adalah seringkali kita menginginkan hasil yang instan. Apa yang kita harapkan ingin kita peroleh hari ini juga. Tuhan memiliki jalan dan caraNya sendiri dalam mengabulkan permohonan umatNya. Berlian perlu diasah untuk memperlihatkan kilaunya, demikian juga Ia mengasah kita untuk mendapatkan hasil kilau yang sempurna.

Bukan hanya iman yang besar yang kita butuhkan, melainkan juga iman yang benar. Seorang rekan membagikan permohonan St. Fransiskus Asisi akan iman yang benar, pengharapan yang teguh, dan kasih yang sempurna. Perempuan dari Kanaan itu telah memiliki iman yang benar, dan ia teguh dalam berharap kepada Yesus. Bahkan sesungguhnya permohonan itu disampaikan oleh perempuan dari Kanaan itu karena kasihnya kepada anaknya yang menderita karena kerasukan setan. Mungkin itu adalah juga bentuk kasih yang sempurna, yang membuat dia dengan tabah menerima penghinaan sebagai anjing yang menginginkan rempah-rempah yang jatuh dari meja. Kasih yang tidak memikirkan diri sendiri.

Untuk penutup kali ini saya ingin ikut dengan doa St. Fransiskus Asisi yang saya dapatkan dari portal OFM.

Doa di Hadapan Salib

Allah yang Mahatinggi dan penuh kemuliaan,
terangilah kegelapan hatiku
dan berilah aku
iman yang benar,
pengharapan yang teguh,
dan kasih yang sempurna
berilah aku, ya Tuhan,
perasaan yang peka
dan budi yang cerah,
agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu
yang kudus dan yang takkan menyesatkan.

Amin.


No comments:

Post a Comment