Sunday, May 19, 2013

Gembala yang Menjaga

Sudah cukup lama saya tidak menyempatkan diri untuk menulis. Sebenarnya banyak hal yang terjadi, dan banyak hal yang ingin kubagikan. Pada hari Minggu Paskah IV, dari bacaan Yoh 10:27-30, saya sangat tertarik pada perkataan "...seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu." Entah mengapa saat itu saya lagi-lagi teringat pada Yudas Iskariot. Sesungguhnya saya mengerti benar makna pilihan atas kehendak bebas, tapi sering saya tersentak bertanya antara kelemahan manusia dengan takdir. Entah mengapa bacaan ini juga menyentakkan saya kembali soal takdir. Walaupun sadar benar betapa Tuhan lebih mengenal diriku daripada aku sendiri mengenal pikiran dan kehendakku, tetap saja terpikir seakan-akan ada orang-orang yang memang sudah diberikan kepada Tuhan dan tidak seorangpun (tidak juga Iblis) yang bisa merebut mereka.

Salah seorang teman mengingatkan akan ayat 27 di mana dikatakan: "Domba-dombaku mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, ..." Intinya, kita juga perlu untuk terus mendengarkan suaraNya dan mengikutiNya. Itulah pilihan bebas yang diberikanNya, karena kita bukan benda mati. Kita milikNya tetapi kita bukan benda mati, bukan hamba, melainkan sahabat-sahabatNya yang bebas untuk mengikutiNya atau pergi dariNya. Ketika kita sendiri yang memilih untuk meninggalkan diriNya, maka tidak ada seorangpun yang merebut kita dariNya.

Seperti menghargai berlian, kita juga perlu mengisi hubungan ini dengan 4 C, hanya saja dalam Tuhan yang dipentingkan adalah Care (perhatian), Compassion (belas kasih), Communication (komunikasi), Competence (kecakapan). Yesus sendiri memberikan contoh. Dia bukan sekedar menjadi gembala atau pemimpin yang meminta kepatuhan, tetapi Ia terlebih dahulu memberikan perhatian dan belas kasihNya. Ia senantiasa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan kita. Ia tidak hanya sekedar menjanjikan penolong, melainkan sungguh-sungguh membantu menguatkan kita dalam menjalani kehidupan. Ia tidak menghilangkan segala bentuk kesengsaraan tapi senantiasa mendampingi kita dalam menjalani cobaan dan kejatuhan kita.

Ada satu hal lain yang juga diingatkan melalui tulisan Pastur Gerry Pierse CSsR yaitu kelemah-lembutan. Hal ini pernah sekali kudapatkan dalam salah satu sesi meditasi yang lampau, tetapi kali ini diingatkan kembali. Ketika kita percaya bahwa Allah memelihara kita setiap hari dengan lemah lembut, maka kita juga melakukannya kepada orang-orang yang kita jumpai. 

Allah Bapa yang maha baik,
terima kasih atas segala cinta dan belas kasihanMu,
ajarilah kami untuk lemah lembut kepada sesama kami,
untuk senantiasa mewartakan kasih suka citaMu 
Kuatkan kami untuk terus berjalan bersamaMu, mendengarkan suaraMu,
dan ikut memuliakan namaMu.
Amin.

No comments:

Post a Comment