Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid Yesus bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” (Yoh. 9 : 1-2)
Kalimat seperti ini, walaupun dalam konteks yang berbeda sering kita jumpai dalam percakapan dan pergaulan kita sehari-hari, dimana ada kecenderungan untuk menghakimi terhadap sesama kita, dan khususnya yang dilakukan oleh para murid Yesus, hanya ada satu kata, yaitu: “Keterlaluan”. Mereka sudah tidak lagi berbicara secara kemanusiaan, berbicara tanpa memperhatikan nurani dari si buta, padahal si buta ada dekat mereka.
Orang buta tersebut pastilah sudah sangat menderita karena kebutaannya, tetapi malah di sekelilingnya para murid berdebat dengan suara yang keras dan mempermasalahkan dan mencurigai apakah kebutaan yang dideritanya adalah hasil dari perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang tua si buta!!! Murid-murid lupa bahwa mereka sendiri adalah orang yang berdosa (bdk. Roma 3:23).
Kesombongan rohani inilah yang dimiliki oleh para murid saat itu, kalau orang buta yang mereka lihat adalah buta jasmani, tetapi mereka lebih parah lagi, yaitu mengalami kebutaan rohani.
Dalam keadaan seperti diatas, Yesus tidak mau terjebak dalam segala obrolan yang destruktif, Dia memilih untuk melakukan suatu tindakan yang nyata, yaitu: ”Menyembuhkan mata orang yang buta itu”, bukan itu saja, bahkan Yesus berujar: “ Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yoh.9 : 3).
Si buta yang telah melek tentu sangat terkejut dan bersuka cita, karena pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam atau melalui dirinya! Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa dirinya yang cacat, buta, mempunyai perasaan rendah diri, hampa tidak berguna, tak ada yang peduli, apalagi melibatkan dirinya dalam aktivitas, akan mengalami perubahan nasib. Tetapi...segalanya berubah setelah berjumpa Yesus Sang Terang Dunia. Yesus bukan hanya menyembuhkan dari kebutaannya, bahkan Dia juga melibatkan mantan si buta dalam pekerjaan Allah yang besar!
Nah…saudaraku, daripada kita mempergunjingkan dosa dan kesalahan orang lain, marilah kita melakukan pekerjaan di ladang Tuhan dengan kesungguhan hati, selama Ia masih berkenan
Salam hangat...
Phil Lea
No comments:
Post a Comment