Monday, November 19, 2007

Kesetiaan

Beberapa hari yang lalu saya di undang menghadiri sakramen perkawinan seorang teman. Ketika melihat acara dengan koor yang indah, ditambah denting-denting harpa merdu dari Heidy Awuy saya sempat berpikir:"Kebahagiaan hari ini sebenarnya adalah langkah awal dalam menjalani segala tantangan hidup".

Pastur kemudian berkothbah tentang kesetiaan dan kepercayaan. Betapa seringkali kepercayaan yang disalah gunakan membuat kita sulit untuk mempercayai kembali seseorang. Dan juga tentang sulitnya menjalankan janji kesetiaan itu sendiri. Pada waktu melihat pengantin memasuki gereja yang terpikirkan adalah komitmen yang mereka akan janjikan dan yang akan merubah kehidupan mereka setelah keluar dari gereja. Maka pada saat mendengar kothbah pastur yang terbayang adalah betapa sering kita sebagai GerejaNya mengecewakan Allah yang Maha Setia. Betapa sering kita tidak setia kepadaNya tapi dia selalu rela untuk mengampuni kita dan menerima kita kembali kedalam damaiNya.

Sabtu sebelumnya bacaan dari Luk 16:10 mengatakan: "Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar". Betapa sering kita menuntut Allah untuk diberi kepercayaan akan rezeki yang lebih besar, kebahagiaan yang lebih besar padahal kita tidak pernah mampu mengelola berkat-berkat kecil yang senantiasa dilimpahkanNya kepada kita. Betapa rasa sayang pada diri sendiri, ketidak mampuan untuk berkorban bagi orang lain membuat kita tersandung dalam membagikan kasihNya kepada orang di sekeliling kita. Bila berkat kecil tidak mampu kita kelola bagi kemuliaan namaNya, bagaimana Ia bisa memberikan kita berkat yang lebih besar?

Hari itu saya juga diingatkan kembali akan makna kasih. Kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidak adilan, tapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Dalam suratnya kepada umat di Korintus, Rasul Paulus berkata:" Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku" (Baca 1 Kor 13: 1-7, 13).

Tuhan Allah yang Maha Baik dan Maha Kasih,
tolong hamba umatMu,
untuk lebih dalam mengerti dan mengamalkan kasihMu,
bukan karena imbalanMu yang berlimpah,
tapi lebih karena kasihMu sendiri.
Teladan kasih PutraMu Yesus Kristus,
yang rela menanggung segala kepedihan, hina dan cerca,
dan menerima segala siksa demi menebus manusia dari kelam dosa.
Ya Allah, biarkan kasihMu meraja di hati kami semua umat manusia.
Jangan biarkan kehidupan membunuh bibit kasih di hati manusia,
karena Maha Agung dan Kekal KasihMu Ya Allah.
Berkati kami umatMu ya Bapa,
Amin.

No comments:

Post a Comment