Friday, November 16, 2007

Selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk 18:1)

Sesungguhnya Tuhan ada di dalam setiap percakapanku. Dalam setiap langkahku kusebut namaNya. Tapi karena Ia begitu dekat terkadang aku lupa untuk secara khusus meluangkan waktu menemuiNya. Sama dengan orang tua kita yang senantiasa dekat dengan kita. Terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan lain sehingga mereka hanya ada di pikiran kita tapi tidak sempat sungguh-sungguh kita perhatikan.

Membaca renungan hari ini membuat saya berpikir. Terutama ketika membaca tentang Santa Elisabeth dari Hungaria, betapa salib tidak menjadikan dia patah. Dia bangkit dan terus berdoa. Betapa sering saya berputus asa dan mengeluh dalam kehidupan. Dan doa-doaku menjadi penuh dengan keluh kesah dan kegundahan. Doa yang seharusnya menjadi ungkapan cinta kepada Tuhan menjadi tuntutan kepada Tuhan.

Pernahkah saya jemu berdoa? Sebenarnya tidak ada kejenuhan untuk berdoa walaupun saya pernah mngatakan bahawa Tuhan itu diam. Tetapi kesulitan terutama saya sebenarnya adalah konsentrasi. Sangat sulit untuk duduk sendiri dan berkonsentrasi pada Tuhan. Konsentrasi baru bisa saya capai (tidak sepenuhnya) bila bersama teman-teman sekomunitas. Ini hal yang menyedihkan, karena hubungan saya dan Tuhan seharusnya personal. Dalam hal ini saya mungkin harus belajar dari rekan-rekan muslim yang sanggup menyediakan waktu minimal 5 kali dalam sehari untuk secara serius berhadapan dengan Tuhan secara personal.

Mengapa konsentrasi saya kurang sekali? Karena seringkali saya lebih mengandalkan diri sendiri dan membiarkan pikiran saya mengelana sendiri. Percayalah kepada Tuhan kata Sirakh 34. Barangsiapa takut akan Tuhan akan hidup, sebab harapannya tertaruh pada Dia yang menyelamatkannya. Barangsiapa takut akan Tuhan tidak kuatir terhadap apapun, dan tidak menaruh ketakutan sebab Tuhanlah pengharapannya. (Sirakh 34:13-14). Mata Tuhan tertuju kepada orang yang cinta kepadaNya. Tuhan menjadi perisai yang kuat dan sandaran yang kokoh, naungan terhadap angin yang panas dan perlindungan terhadap panas terik siang hari, penjagaan sehingga tidak tersandung dan pertolongan sehingga tidaklah runtuh. Tuhan menegakkan hati dan menerangi mata, member kesembuhan, hidup, serta berkat.(Sirakh 34:16-17).

Ketika saya sanggup menjadi Maria yang mampu duduk diam mendengarkan sabda Yesus, dan berhenti menjadi Martha yang sibuk melayani orang tetapi melupakan dirinya sendiri, maka saya akan berhasil dalam berdoa.

Ya Tuhan,
Ajari saya untuk berdoa,
Untuk mengarahkan pikiranku semata kepadaMu,
Dan tunduk diam hanya memikirkan diriMu semata,
Untuk mengisi seluruh pikiranku dengan keagunganMu,
Dan bersembah sujud dalam naungan cintaMu belaka,
Ajari daku bahasa cintaMu ya Allah,
Agar kumampu menebarkan kasihMu,
Dalam kehidupanku, kehidupan suami dan anak-anakku,
Dalam lingkungan dan semua komunitasku,
Berkati pikiranku ya Bapa,
Semoga semua dimurnikan dalam namaMu,
Amin.

No comments:

Post a Comment