Hari ini sabda itu diperkuat dengan perkataan Romo di ruang pengakuan: “…jangan melarikan diri dari ketidak benaran, cobalah bertahan dan memperbaikinya dari dalam”. Suatu tugas perutusan yang berat, tapi saya senang karena Tuhan semakin sering menyapa saya. Mungkin juga dari dulu Ia selalu menyapa saya, tapi saya terlalu sibuk dengan diri saya sendiri sehingga tidak mendengarkan suaraNya.
Benar, mungkin saya terlalu sibuk dengan pikiran-pikiran saya sendiri sehingga pemikiranNya tak saya acuhkan. Buku the Power of Now juga sangat membantu pencerahan saya. Sekarang saya mengerti kenapa saya merasakan bahagia yang penuh kedamaian itu. Ketika itu saya tidak sanggup lagi berpikir karena sedih, malu, dan kecewa yang bercampur aduk. Saya menghentikan semua kegiatan berpikir saya dan pasrah kepadaNya, “Tuhan, apapun yang terjadi temani anakMu. Beri aku kekuatan”. Dan kegembiraan itu seperti cahaya yang menyeruak menghangatkan hatiku sementara air mata terus deras mengalir.
Kebahagiaan yang kurindukan itu belum pernah muncul kembali. Mungkin karena aku masih belum pernah berhasil memasrahkan diri sepenuh hati seperti pada hari itu. Dalam setiap kesulitan, ego manusiaku selalu sibuk memikirkan alternatif jalan keluar yang mungkin dicapai. Atau ketidak sabaranku mengakibatkan aku melibatkan banyak tambahan pikiran dari orang-orang di sekitarku untuk menambah beban lalu lintas pergerakan pikiran yang membuat kehadiranNya tidak terasakan.
Sedikit demi sedikit terasa aku menuju ke jalan yang lebih terang. Dalam Sirakh 3:21 dikatakan “Apa yang terlampau sukar bagimu jangan kau cari, dan apa yang melampaui kemampuanmu jangan kau selidiki”. Kesombongan seringkali membuatku mencari hal yang terlalu sukar bagiku, dan menyelidiki masalah yang terlampau rumit bagiku.
Tetapi Ia juga bersabda melalui Sirakh 32:16-24 yang kugaris bawahi pada perkataan :
“Orang berdosa menolak teguran, dan akan menemui dalihnya untuk mengikuti kehendak sendiri. Sebaliknya orang arif tidak mengabaikan suatu pikiran tepat, sedangkan orang pongah yang congkak tidak bersembunyi karena takut. Jangan berbuat apapun tanpa timbang menimbang, supaya setelah mengerjakan sesuatu jangan menyesal. Jangan menempuh jalan yang jendal jendul, nanti engkau tersandung karena batu-batunya. Jangan merasa diri aman terhadap penyamun di jalan, dan di lorong-lorongmu hendaklah berjaga. Hendaklah waspada dalam segala pekerjaanmu, sebab demikianlah kaupenuhi segala perintah. Barangsiapa percaya akan hukum Taurat pasti memperhatikan segal perintah, dan orang yang percaya pada Tuhan takkan ditimpa kerugian apapun”.
Jadi sementara kita harus terus hidup dalam percobaan dan pergumulan di tengah masyarakat luas, kita juga perlu berhati-hati. Pikiran merupakan alat untuk menimbang baik dan buruk, tapi berpegang pada kehendakNya merupakan pengasah hati nurani yang menjadi pelita dalam melangkah.
Tuhan,
Terima kasih atas berkat dan karuniaMu,
Betapa sering kulupakan hadirMu di dalam hatiku,
Dan membiarkan otakku mengambil alih kendali keputusan langkahku,
Betapa sering kutakut merugi dan menyimpan erat talenta dariMu,
Tapi sekarang terangMu membimbingku untuk keluar sejengkal demi sejengkal.
Waktu manusia adalah sekarang, waktu Tuhan adalah sepanjang masa…
Tuhan, bantu anakMu untuk berserah sepenuh hati dan pikiran kepada kebenaranMu.
Amin
No comments:
Post a Comment