Tuesday, February 09, 2010

Kelemahanku bukan penghalang bagi kemuliaanNya

Manusia seringkali lemah dan terjatuh. Yesus sendiri terjatuh tiga kali dalam jalan salibNya ke Golgota. Tentunya kejatuhan Yesus berbeda dari kejatuhan manusia ke dalam dosa, tetapi saya senang mngingatnya sebagai perlambang betapa berat jalan salib kehidupan. Beberapa waktu yang lalu saya sebenarnya tersentak dengan kisah Raja Daud, tapi kesibukan pribadi membuat saya tidak segera menuliskannya. Hampir terlupa...

2 Samuel 11:1-27 bercerita tentang kisah Daud dan Betsyeba. Orang seringkali hanya mengingat bahwa Daud menginginkan istri Uria sehingga mengirimkannya ke medan perang hingga tewas. Setidaknya itu juga yang saya ingat sebelum membaca bacaan ini beberapa minggu yang lalu.

Ternyata sebelum kejadian itu Daud sudah menghamili Betsyeba. Untuk menutupi kesalahannya, Daud menyuruh Uria pulang ke rumahnya dan membasuh kakinya. Tentunya dalam benak Daud, kesempatan itu akan digunakan Uria untuk menghampiri istrinya sehingga kesalahan yang diperbuatnya tidak perlu diketahui orang. Tetapi Uria setia kawan pada teman-temanya yang lain, katanya "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan istriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"

Begitulah dosa yang skalanya lebih kecil (di mata manusia, di mata Tuhan bisa jadi sama saja) akhirnya mengantarkan Daud pada dosa yang lebih besar lagi...membunuh Uria.

Yang menarik bagi saya adalah kenyataan yang tertulis di dalam Matius 1:6. Dalam asal usul Yesus yang dituliskan oleh Rasul Matius, dikatakan bahwa keturunan Yusuf yang akan memberikan nama keluarga Daud kepada Yesus adalah berasal dari Salomo, anak Daud dan istri Uria.

Pilihan salah Daud menyebabkan Daud memperoleh hukumannya, tetapi rencana Tuhan tetap berjalan sesuai dengan kehendakNya. Dari kacamata manusia saya heran mengapa Tuhan memilih justru keturunan Daud dan Betsyeba. Daud pasti mempunyai istri-istri yang lain dan anak-anak dari mereka. Kisah ini sedikit menghentakkan saya kembali ke kisah Yudas Iskariot...takdir! Tetapi saya salah! Bicara takdir seakan mengatakan bahwa Tuhan memang menghendaki hal itu terjadi. Padahal Tuhan tidak menginginkan hal tersebut terjadi, hanya saja Ia menyerahkannya kepada kehendak bebas manusia.

Kisah Yudas Iskariot terhenti dengan perasaan berdosa karena menyerahkan darah orang yang tidak bersalah. Tetapi penyesalan itu tidak membukakan mata hatinya untuk bertobat. Ia pergi dan menggantung diri.

Kisah Daud berbeda dari kisah Yudas. Ketika Nabi Natan memperingati Daud akan kesalahannya, ia sungguh menyesal. Terlebih lagi karena anak kecil tak berdosa yang dilahirkan Betsyeba baginya harus meninggal dunia. Ia berpuasa untuk meminta belas kasihan Allah ketika anak itu sakit, dan ketika anak itu ternyata tetap harus pergi maka ia menerima bahwa anak itu tidak akan kembali lagi padanya. Untuk menghibur hati Betsyeba yang bersedih, Daud menghampirinya dan memperoleh Salomo. Salomo dikasihi Allah sehingga diberi nama Yedija, oleh karena Tuhan. Rasanya Betsyeba juga sangat menyesal atas segala hal yang terjadi, sehingga penyesalan kedua orang ini memberikan belas kasih Tuhan kepada mereka.

Menyesal saja rupanya tidak cukup, tetapi harus datang kepadaNya dan meminta belas kasihannya. Harus percaya bahwa Ia Maha pengampun dan pemurah, sehingga sungguh terlaksana belas kasihNya.

Kisah Daud memberikan bukti betapa Tuhan Maha mengampuni. Dari garis keturunan Salomo nama keluarga untuk pencacahan jiwa Yesus diberikanNya.

Tuhan,
aku selalu takut salah mengambil langkah
lupa akan kemurahan hati dan pengampunanMu,
lupa akan kuasa penyesalan dan pertobatan,
lupa akan besarnya kuasa penyelenggaraanMu...
Tuhan,
mohon bimbinglah daku dalam perjalanan,
beri kebijakan dalam memilih arah di persimpangan jalan,
agar tak tersesat dalam kegelapan dosa
dan tak terhentikan oleh pnyesalan yang tiada sempurna.
Ampuni kesalahan kami ya Bapa...
Biarkan kami tetap menjadi bagian dalam memuliakan namaMu,
Amin.

3 comments:

  1. Anonymous7:48 PM

    Salomo anak daud yg dipilih karena absalom (anak sulung daud sdh mati) sehingga Salomo otomatis menjadi anak sulung (laki-laki) pewaris that a daud

    ReplyDelete
  2. Anonymous7:55 PM

    Tp anda benar yg membuat Salomo jd raja Krn Tuhan berkenan pdnya

    ReplyDelete
  3. kamu yang buat ini pinterbanget sihaku mau tanyadong

    a.nabi daud memperingati kesalahan nya dalam bentuk
    b.hukuman yang di terima daud adalah

    ReplyDelete